Senin, 24 Agustus 2009

~mmm~

Oke, here goes…

Salah dua film favorit gue adalah Before Sunrise dan Before Sunset. Bener-bener filmnya bener-bener thought-provoking abis. Waktu itu, setelah nonton keduanya, gue langsung ajak temen gue ke Coffee Bean, dan kita ngomongin beberapa line-line dalam film itu, yang menurut kita… it’s so freakin true. Salah satu line yang paling memukau kita adalah ini, yang diucapkan oleh Celine, karakter utama wanita dalam film itu: The idea that we can only be complete with another person is evil! Right?

Ya, gue setuju. Jahat banget. Pemikiran yang bilang, ‘Kita hanya bisa sempurna jika ketemu dengan soulmate kita’ adalah sesuatu yang jahat. Bagaimana kita bisa tahu itu soulmate kita? Bagaimana kita bisa yakin, terhadap orang yang kita cintai bahwa dia… memang the one. Lagian, apa pula konsep “the one” itu? Konsep yang berkata kita hanya sempurna dengan orang lain, adalah konsep yang benar-benar absurd.

Di dalem Coffee Bean yang surprisingly sepi hari itu, dia duduk di depan gue,
Gue meneguk iced cappucino yang gue pesan setengah jam yang lalu.

Dia: Kenapa sih kita baru bisa dibilang komplit dengan kehadiran orang lain itu?
Gue: Maksud lo?
Dia: Kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang, atau… atau hobi? Baru kita bisa dibilang komplit? Kenapa harus dihubungkan dengan orang lain? Kenapa kesempurnaan kita, sebagai manusia, harus diindikasikan dengan kita bertemu dengan soulmate kita?

Bener juga sih… Bagaimana dengan para jomblo abadi, yang mungkin mati sendirian? Bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak pernah mencintai orang lain? Atau, ini yang paling parah: Bagaimana dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?

Unrequited love, atau cinta yang tak berbalas, rasanya adalah hal yang paling bikin ngais tanah yang bisa terjadi pada diri kita. Untuk tahu kalau cinta kita tak berbalas, rasanya seperti diberitahu bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkan orang tersebut. Rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak sempurna, atau setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut.

Sedangkan, perjuangan melawan cinta adalah perjuangan melawan ingatan. Bagi orang yang cintanya tak berbalas, melupakan seseorang adalah tahap yang paling krusial sekaligus paling susah untuk dilakukan. Bengong dikit, keinget dia lagi. Nyoba kenalan sama orang baru, eh inget lagi. Makanya, sekarang ada istilah “mentok” yang dipakai untuk menggambarkan orang yang gak bisa move on. Sedihnya, dan gak ada istilah “bablas”.

Kita ngobrol ngalur-ngidul sampai Coffee Bean tutup dan Mas-Masnya mengusir kita pulang.
Di mobil, dia duduk di sebelah gue. Begitu deket dengan rumahnya, gue bilang…

Gue: Unrequited love itu gak enak banget. Kayak itu, tau gak, katanya Charlie Brown di komik Peanuts: Tidak ada yang bisa menghilangkan rasa selai kacang seperti cinta yang tak berbalas.
Dia: “Nothing takes the flavor out of peanut butter quite like unrequited love.”
Gue: Ya, bener. Semuanya jadi gak ada rasanya.


Charlie Brown: the loser/philosopher

Kita berdua diem.

Dia: Kalo elo, pernah gak dapet cinta yang tak berbalas?
Gue: Pernah.
Dia: Oh ya?
Gue: Iya.

Satu hal yang tidak dia tahu adalah,,,,,

0 komentar: